
Di tengah membludaknya kebutuhan, industrialisasi pun digunakan. Apalagi cara tradisional membutuhkan waktu dan biaya yang sangat besar.
Namun cita rasa makanan malah menjadi rusak saat diproses dengan cara industri. Berikut 3 makanan yang ‘dirusak’ industrialisasi :
KEJU CHEDDAR
Keju Cheddar aslinya adalah keju yang dibuat di sebuah kampung di Inggris (kampungnya bernama Cheddar) dan hanya berbahan baku SUSU sapi, dengan bakteri mesofilik sebagai agen fermentasi, enzim renin sebagai agen penggumpal, dan garam sebagai perasa sekaligus pengawet.
Melihat tingginya permintaan, termasuk dari kalangan menengah ke bawah di negara-negara berkembang, kaum industrialis pun membuat versi KW-nya yang mereka sebut sebagai “processed cheddar cheese” atau keju cheddar olahan.
Di versi olahan ini, mereka menambahkan tepung jagung dalam jumlah yang signifikan untuk menggembungkan volume dan menekan biaya produksi.
Untuk tampilan yang lebih mengkilat, ditambahkan pula minyak nabati. Agar antara keju, tepung, dan minyak bisa menyatu, ditambahkan bahan pengikat kimiawi (emulsifier) berupa fosfat.
Agar keju olahan ini bisa berumur lebih panjang, ditambahkanlah pengawet kimiawi berupa kalium sorbat, nisin, dll. Agar lebih menarik dipandang mata, ditambahkan pula zat pewarna. Walhasil, masuklah semua pabrik kimia ke dalam keju. Nggak masalah, yang penting permintaan konsumen terpenuhi, dan keuntungan bagi produsen pun semakin tinggi. Itu saja yang ada di pikiran industrialis.
MENTEGA atau BUTTER
Dibuat sejak ribuan tahun lalu dalam peradaban India, Timur Tengah, dan Eropa, mentega aslinya dibuat hanya dari LEMAK SUSU (krim), dan tanpa bahan lain. Garam ditambahkan jika ingin rasa asin. Karena bahan baku yang istimewa ini, mentega jadi mahal.
Sementara itu, permintaan terus meningkat, termasuk dari ratusan juta konsumen di negara-negara berkembang. Maka, oleh kaum industrialis dibuatlah tiruannya yang dikenal sebagai MARGARIN.
Bahan baku utama margarin adalah minyak nabati (contohnya minyak sawit). Selanjutnya ada deretan panjang bahan lain berupa: air, garam, emulsifier monogliserida dan digliserida, asam lemak dengan tokoferrol, lesitin, perisa mengandung askorbil parmitat, pengatur keasaman, sekuestran (pencegah oksidasi yg bisa merubah warna), pewarna, pengawet, dll.
Dengan prosedur produksi panjang yang melibatkan perlakuan mekanis, kimiawi, dan termal, maka jadilah margarin yang teksturnya sangat mirip dengan mentega. Rasa dan aroma juga “diusahakan” mirip, meskipun belum ada yang berhasil (yang biasa mengkonsumsi mentega beneran pasti hapal bedanya).
Minyak sawit sebagai bahan baku margarin berharga jauh lebih murah daripada lemak susu. Karenanya, produksi margarin bisa dilakukan dengan biaya lebih rendah.
Pasar di negara berkembang pun merespons produk ini dengan gembira. Konsumen senang, produsen berbunga-bunga.
SOSIS
Aslinya, sosis dibuat dari cincangan daging dan lemak hewani yang dibumbui rempah dan garam dan dijejalkan ke dalam selongsong dari usus.
Dengan bahan utama daging seperti ini, sosis asli berharga mahal dan tidak terjangkau oleh ratusan juta konsumen yang memenuhi pasar makanan. Maka, diciptakanlah sosis-sosisan yang tidak menggunakan daging sama sekali.
Dari kemasan sosis KW, bisa terlihat rentetan panjang bahan pembuatnya, di antaranya: air, konsentrat protein kedelai, tepung kedelai, pati singkong, saus kedelai (air, kedelai, garam, terigu), perasa daging, celullose gum, gula tebu, garam, pengawet, pewarna.
Akhirnya, sosis tanpa daging bisa diproduksi massal dengan biaya rendah. Jutaan konsumen pun bisa menjangkaunya.
Begitulah industrialisasi bekerja.
Related Posts:
- OMG! Anda Pasti Terkejut Melihat Foto Ratu Wushu Tanpa...
- Sering Minum Es Tidak Akan Membuat Anda Batuk dan…
- Anda Orang Yang Sensitif ? Ini Pekerjaan Paling…
- Ada Yang Hobi Metin? Kelen Pasti Inget 3 Bioskop Ini
- Tips Hidup Sehat ala Sinshe yang Harus Anda Terapkan
- Demokrat : Tidak Bermain Dua Kaki, Hanya....

Kontak Kami
Mau kirim tulisan? Mau usahanya diliput gratis? Dibaca ribuan orang per hari.
Silahkan kirim semuanya ke email BanyakCakapDotCom@gmail.com
Mau kaya raya?
Kerja lah cuyyy!!!!
Ayo Langganan Artikel, Gratis!
Recent Posts
- [Kisah Nyata] “Siswi Cantik Itu Curhat Tentang Payudaranya, lalu…”
- [Kisah Nyata] Covid itu telah merenggut semua keluargaku
- Anda Pasti Tidak Menyadari, Ini 3 Makanan yang ‘Dirusak’ Industrialisasi
- Misteri Makam Kramat Glugur di Medan, Pernah Jadi Rujukan Hari Jadi Kota Medan
- Sejarah Penamaan Helvetia, Polonia, Marelan dan Morawa
- Hamil Lintah setelah Berenang di Sungai saat Camping
- Alip Ba Ta, Dewa Gitar Sejati, Pantang Ngemis Subscriber
- Nggak Lulus Sekolah Negeri Bukan Berarti Kiamat
- Nak, Ijazah itu Haram, Jangan Kau Tuhankan…
- Keadaan Kota Medan di usia 430 Tahun… Tau sama Tau Ajalah…